Jumat, 29 Juni 2012

otot



Otot adalah jaringan seperti kumpulan kabel yang dapat mengerut dan mengendur untuk menggerakkan setiap bagian dari tubuh. Hal ini membuat anggota tubuh bisa menjalankan fungsinya dengan baik, seperti membuat jantung terus berdetak, mengalirkan makanan lewat usus, membantu peredaran darah, dan membantu manusia melakukan berbagai gerakan. Berat otot ini sekitar 35 % dalam tubuh perempuan, sedangkan pada tubuh laki-laki sekitar 45 %. Otot-otot ini menempel pada tulang oleh jaringan yang disebut tendon.


Wajah dan Otot
Wajah kita pun memiliki sejumlah otot. Otot inilah yang menarik atau mengendur sehingga menghasilkan mimik wajah, seperti tersenyum, cemberut, marah atau takut.
Selain itu otot wajah juga membantu kita untuk melakukan kegiatan lain seperti mengunyah, berbicara, bernyanyi, bersiul dan mengedipkan mata.


Otot Antagonistis
Otot antagonistis adalah dua otot yang bekerja sama untuk menghasilkan gerakan yang berlawanan. Pada otot lengan, misalnya, terdapat otot bisep dan trisep.
Otot bisep akan mengendur ketika lengan menurunkan beban. Sebaliknya, otot ini akan mengerut saat lengan menarik  beban. Otot yang sejenis juga terdapat pada otot-otot tungkai.

Read more: http://ensiklopedia-kecilku.blogspot.com/2012/01/otot.html#ixzz1zBjWuq6I

Proses Fotosintesis


Proses Fotosintesis


Daun


Tahukah kalian mahluk hidup apa yang bisa membuat makanannya sendiri ? jawabannya adalah tumbuhan hijau. Proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau dapat terjadi dengan bantuan: 


sinar matahari,
air,
garam mineral yang diserap
serta karbondioksida dari udara diubah menjadi zat makanan yang diperlukan. 

Apa Cuaca Itu?



Cuaca bisa panas atau dingin, basah atau kering, berangin atau tanpa angin. Semua cuaca kita disebabkan oleh perubahan udara di sekeliling bumi saat udara memanas dan mendingin. Cuaca memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Apakah hari ini akan cerah atau berawan? Apakah besok akan turun salju? Cuaca buruk bisa membuat kereta api tidak bisa berjalan dan pesawat terbang tidak bisa lepas landas, merusak panen dan menghentikan pekerjaan di udara terbuka.

Perlindungan Cuaca
Seringkali kita memerlukan perlindungan dari cuaca. Ketika hari sangat panas, kita memakai topi lebar, kacamata hitam, dan krim tabir surya. Saat hujan kita memakai jas hujan, sepatu boot dan payung. Ketika udara dingin sekali, orang memakai baju tebal agar tetap hangat.

Bagaimana laut dan samudra terbentuk?



Belum ada yang tahu pasti bagaimana samudra dan laut bisa terbentuk. Sejumlah ilmuwan memperkirakan segera setelah terbentuknya, Bumi dikelilingi oleh awan tebal. Seiring mendinginnya Bumi, turunlah hujan yang mengisi celah-celah di kerak Bumi dan membentuk samudra-samudra pertama. Ketika kerak benua bergeser menjauh, air mengisi ruang kosong yang ditinggalkan dan terbentuklah samudra-samudra dan juga laut-laut yang seperti kita kenal sekarang.


Menurut ceritanya, tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan debu di angkasa raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi gumpalan bebatuan dari mulai yang berukuran kecil hingga ke ukuran asteroid sebesar ratusan kilometer. Bebatuan angkasa tersebut selanjutnya saling bertabrakan, dimana awalnya tabrakan yang terjadi masih lambat. Akibat adanya gaya gravitasi, bebatuan angkasa yang saling bertabrakan itu saling menyatu dan membentuk suatu massa batuan yang kemudian menjadi cikal bakal (embrio) bumi. Lama kelamaan dengan semakin banyaknya bebatuan yang menjadi satu tersebut, embrio bumi tumbuh semakin besar. Sejalan dengan semakin berkembangnya embrio bumi tersebut, semakin besar pula gaya tarik gravitasinya sehingga bebatuan angkasa yang ada mulai semakin cepat menabrak permukaan embrio bumi yang sudah tumbuh semakin besar itu. Akibat tumbukan2 yang sangat dahsyat tersebut timbulah ledakan2 yang sudah pasti sangat dahsyat pula yang mengakibatkan terbentuknya kawah2 yang sangat besar dan pelepasan panas secara besar2an pula.

Laut sendiri menurut sejarahnya terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe mamut alias ‘ruar biasa’ tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.


Sebelum kita lanjutkan pembahasannya, ada satu pertanyaan yang mengganjal yang perlu diajukan di sini, yaitu “dari mana air yang membentuk lautan di bumi itu berasal?” Itu pertanyaan yang sukar dijawab, dan para ahli sendiri memiliki beberapa versi tentang hal itu. Salah satu versi yang pernah saya baca adalah bahwa pada saat itu, bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk masuk ke bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di bumi hingga terbentuklah lautan.

Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.

Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saai itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian, masih merupakan perdebatan hangat hingga saat ini kapan tepatnya kehidupan awal itu terjadi dan di bagian lautan yang mana? apakah di dasar laut ataukah di permukaan? Hasil penemuan geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut.

Kantung Pemakan Tikus



Jangan remehkan si kantung semar, sekali lahap, seekor tikus langsung ditelan bulat-bulat. Bentuk kantung semar ini enggak jauh berbeda dengan kantung semar lainnya hanya ukurannya lebih raksasa.

Kantung semar ini baru ditemukan di Filiphina dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stewart McPherson serta dua ahli botani, Alastair Robinson dan Volker Heinrich.

Si kantung semar raksasa bisa menampung air hingga 1,5 liter. Foto: Daily Mail
Mc Pherson dalam situs Daily Mail mengatakan jika kantung semar itu salah satu tanaman karnivora terbesar yang belum ditemukan sampai abad ke-21.

Spesies kantong semar raksasa yang ditemukan diberi nama Nepenthes attenboroughii . Nama tersebut diberikan untuk menghormati Sir David Attenborough.

Nah, kantong jebak  cukup besar hingga mampu menampung air sebanyak 1,5 liter, sementara lebar kantong adalah 14 cm. Biasanya, kantong semar hanya menjebak serangga tapi yang ini bisa menelan hewan pengerat, seperti tikus, dan spesies baru Nepenthes attenboroughii .

Siapa sangka, seekor tikus bisa hancur hanya tinggal tulang! Sekali mangsa tertangkap, cairan asam dan enzim dalam kantong akan menghancurkan bagian yang lunak dari mangsa.

Spesies baru yang ditemukan di Filipina ini memiliki kantong jebak yang berwarna hijau dengan bintik ungu dan mereka tampak mencolok dari lingkungan di sekelilingnya.

Menurut McPherson, karakteristik daun, kantong dan bunga Nepenthes attenboroughii  menunjukkan bahwa spesies baru ini adalah kerabat dari kantong semar  Nepenthes rajah di Kalimantan dan Nepenthes flora di Palawan dan Kalimantan. Jadi, masih satu soudara dengan tanaman yang ada di Indonesia.

Mmm, kira-kira tanaman ini bisa melahap manusia enggak, yah?

Tempat Terpanas di Bumi




Di manakah tempat yang paling kamu anggap terpanas di bumi? Apakah Jakarta? Hehehe... Wah, bukan Jakarta, lho karena Jakarta masih jauh lebih dingin jika dibandingkan tempat itu. Lalu, di manakah gerangan tempat itu?

Tempat terpanas di bumi ternyata ada di Iran. Foto: Picturehunts
Iran!!! Yup, itulah tempat yang dianggap terpanas oleh para peneliti dari University of Montana. Lokasi itu tepatnya ada di Gurun Lut dengan suhu mencapai 70,7 derajat Celcius pada 2005. Wah, panasnya hampir mendekati air mendidih!

"Banyak lokasi yang dijuluki tempat terpanas di Bumi tapi tempat-tempat itu saingan terdekat," kata seorang anggota tim peneliti, Pak Steven Running, seperti dikutip LiveScience.

Beliau juga menyebutkan beberapa tempat yang dianggap terpanas sebelum Gurun Lut, yaitu Kota Furnace Creek di California Amerika Serikat dan Kota El Aziza di Libya.

Pak Running dan teman-teman penelitinya menggunakan infra merah untuk menguji tingkat kepanasan sepanjang tujuh tahun dari satelit U.S. Geological Survey's Landsat.

Data dari satelit sangat membantu para peneliti karena mampu membaca derajat cuaca di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.

"Gurun panas di Bumi, seperti Sahara, Gobi, Sonoran dan Lut, memiliki iklim keras dan sangat terpencil sehingga akses untuk pengukuran rutin dan pemeliharaan stasiun cuaca tidak mungkin," kata Pak David Mildrexler, anggota lain tim peneliti tentang alasan Gurun Lut tidak termasuk dalam daftar tempat terpanas sedari dulu.

Para peneliti mencatat Gurun Lut juga pernah mencapai suhu terpanas di pada 2004, 2006, 2007, dan 2009, sayangnya mereka tidak mencatat lebih rinci suhu di masing-masing tahun. Mau mencoba mencicipi panas Gurun Lut?

Tomcat, Serangga Pesawat Tempur


Tomcat! Ini dia serangga yang mendadak jadi beken. Sayangnya, ia beracun. Ah, racunnya bisa bikin kulit terasa gatal-gatal. Ckckckck. Serangan serangga ini sudah mulai menyebar di daerah Surabaya. Hmm, kita cari tahu, yuk!

Tomcat, serangga tempur!

Pesawat tempur itu bergerak sangat cepat. Serangannya pun meluncur dengan dahsyat. Begitulah kurang lebih cara kerja si Tomcat. Serangga yang satu ini bentuknya mirip pesawat tempur F-14.

Hati-hati, yah, teman-teman, ada Tomcat si serangga tempur.Foto: wikipedia
Kepalanya hitam, sementara itu di bagian dada dan perut berwarna orange dan mencolok. Warna mencolok itu menandakan, jika ia makhluk yang beracun.

Menurut Guru Besar Ilmu Serangga dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Pak Aunu Rauf, yang dikutip dari Kompas.com , mengungkapkan serangga tomcat adalah serangga yang tak asing bagi masyarakat Indonesia.

Di beberapa wilayah Indonesia, serangga tomcat sering kali disebut semut kanai atau semut kayap. Menurut Pak Aunu, tomcat merupakan spesies kumbang Paederus fuscipes .

Nah, kalau nama tomcat itu asalnya dari nama sebuah produk pembasmi pestisida di luar negeri. Selain itu, nama ini juga digunakan sebagai merek produk pengontrol populasi hewan pengerat dan produk lem semut.

Racun pembuat gatal

Serangga bernama Tomcat memang beracun tapi enggak seperti racun bisa ular kobra. Racunnya justru bikin gatal dan kemerahan.

Warga Surabaya yang terkena wabah Tomcat pun merasakan hal yang serupa. Setelah terkena racun, kulit jadi gatal lalu timbul bintik-bintik merah. Kalau makin parah, dia akan menjadi luka dan berair. Waduh, serem juga, nih!

Racun paederi inilah yang menyebabkan kulit terasa gatal. Karena itu, kalau ada Tomcat jangan dipencet karena ia bisa mengeluarkan cairan racun. Sebaiknya disemprot dengan cairan pembasmi pestisisda.

Sudah terlanjur kena racunnya? Ayo, cepat-cepat cuci bagian kulit tersebut dengan air dan sabun beberapa kali supaya racun bisa berkurang.

Kalau, masih belum sembuh juga, pergi ke dokter kulit, yah. Nanti, dokter akan memberikan salep yang mengandung salep Hydrocortisone 1 persen. Yuk, beritahu teman-teman tentang si Tomcat ini!

Sejarah Pembentukan Bumi


Sejarah Pembentukan Bumi

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

Bagaimana Bumi ini terbentuk secara pasti masih merupakan perdebatan dimana banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dengan alasan yang berbeda-beda pula. Berikut ini beberapa teori mengenai pembentukan bumi yang umum dikenal.
1. Teori Kant – Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.

2. Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomiAmerika bersama rekannya T.C Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi.

3. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.